BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penguasaan
bahasa dan penguasaan jenis wacana dalam penulisan karya ilmiah
merupakan faktor penting yang harus diketahui penulis sejak awal. Faktor
bahasa menentukan kualitas tulisan dan penguasaan jenis wacana membantu
penulis memilih retorika dalam tulisan.
Aspek
bahasa dalam karya ilmiah terkait dengan sikap, pembaca, dan tujuan
penulis. Sikap, pembaca, dan tujuan penulisan akan mempengaruhi
bagaimana penyajian kalimat, pilihan kata, dan gaya bahasa. Penguasaan
bahasa yang baik akan mempermudah penulis memilih jenis wacana yang akan
digunakan sebagai media tulisannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang
akan dijelaskan pada penulisan makalah ini adalah:
1. Hakikat tulisan ilmiah
2. Masalah pokok dalam menulis karya ilmiah
3. Tahapan menulis karya ilmiah
C. Tujuan Penulisan
Untuk
apa penulis menyajikan tulisan? Tujuan menulis bisa untuk menjelaskan,
melaporkan fakta, menyakinkan, mengubah pendapat orang, mempengaruhi
sikap pembaca. Karena itu tujuan penulisan terkait dengan jenis wacana
apa yang dipilih penulis untuk menyajikan isi tulisan. Tujuan tulisan
tercermin dalam sikap penulis terhadap audience dan sikap penulis
terhadap materi
D. Manfaat Penulisan
1. Agar pembaca memahami definisi karya ilmiah
2. Pembaca bisa mengetahui hakikat, masalah dan tahapan dari menulis karya ilmiah
3. Memperdalam wawasan tentang menulis karya ilmiah
E. Metode Penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode Study litelatur,
metode ini digunakan dengan cara mencari bahan-bahan tulisan, seperti
membuka, membahas, serta manelaah beberapa literature atau bacaan yang
berkaitan dengan masalah yang akan dikemukakan setelah terkumpul
bahan-bahan yang diperoleh, kemudian dituangkan dalam suatu konsep pada
kegiatan penulisan karya tulis ini.
BAB II
MENULIS KARYA ILMIAH
A. Hakikat Tulisan Ilmiah
Sebuah
tulisan dikembangkan dengan mengacu pada tiga hal: Tujuan, Audiens, dan
Tone. Tujuan penulisan mengacu pada untuk apa tulisan disajikan. Dalam
konteks ini penulis bisa memilih mode atau retorika yang sesuai
misalnya, Narasi, Deskripsi, Eksposisi, atau Agumentasi. Dari segi
audiens, penulis bisa mengatur bobot dan gaya penulisan menjadi formal,
informal atau popular. Tujuan dan audiens, menentukan bagaimana gaya
bahasa dan sikap (tone) dari penulis. Tulisan yang ditujukan untuk
anak-anak, menggunakan kata “adik, kamu atau teman-teman” dianggap
cocok. Tulisan untuk majalah cenderung memilih bahasa gaul sehari-hari.
Karya
ilmiah merupakan tulisan yang memiliki bobot akademis tertentu ditinjau
dari aspek organisasi tulisan, substansi masah, akurasi data, dan
penyajian. Karya ilmiah dievaluasi secara ketat dari beberapa aspek
sebagai kriteria sehingga karya ilmiah yang berbobot harus ditulis
dengan cermat. Secara umum karya ilmiah disajikan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan penulisan dengan kisaran jumlah kata antara 150
kata, 300 kata, 1.500 kata, 5.000 kata, 10.000 kata, 30.000 kata, 40.000
kata, dan 75.000 kata (Budiharso, 2005)
B. Masalah Pokok Dalam Menulis Karya Ilmiah
Masalah pokok dalam menulis karya ilmiah bisa di kelompokkan kedalam msalah Empiris, masalah Retorika dan masalah Linguistik.
1. Masalah Empiris
Masalah
Empiris dimaksudkan persoalan menulis yang disebabkan oleh pengalaman
dilapangan. Ada tiga hal masalah pokok yang menyebabkan seseorang sulit
membuat tulisan, yaitu: keterbatasan penulis mengembangkan ide, pola
tulisan kurang standar, dan kurang berbobot substansi tulisan (Krashen,
1984; Connor, 1992; Wahab, 1995; Budiharso, 2001). Pola tulisan yang
demikian menyebabkan karya ilmiah kurang bermutu dan tidak mampu
mempengaruhi pembaca agar yakin pada apa yang disajikan penulis.
Menulis
sebenarnya bukan aspek yang bisa diajarkan. Yang bisa ditransfer dalam
menulis adalah latihan menulis, frekuensi menulis, membaca dan meniru
pola tulisan yang sudah ada.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, Kaplan (1984) menyarankan pola menulis
secara “celup”. Calon penulis hendaknya mengikuti saja pola yang akan
ditiru untuk tujuan penulisan yang dimaksudkan dan melakukan latihan
yang cukup untuk menulis sesuai dengan model yang dikehendaki. Semakin
sering berlatih, akan semakin matang tulisan yang dihasilkan. Untuk
menulis artikel Koran, penulis harusnya langsung membaca artikel yang
ada dan meniru gaya tulisan di Koran tersebut. Untuk menulis artikel di
jurnal, penulis bisa langsung membaca jurnal yang diinginkan dan meniru
gaya tulisannya sampai penulis merasa mampu (Connor, 1992).
2. Masalah Retorika
Retorika
maksudnya cara mengungkapkan ide. Retorika dalam tulisan tertuang dalam
bentuk kelancaran ide, linier tidaknya argumentasi, pola penyajian data
pendukung, dan pola membuat simpulan dari suatu argumentasi. Dalam
mengungkapkan ide, secara sederhana persoalan retorika meliputi:
a. Tulisan dengan retorika linier.
b. Tulisan dengan retorika berputar-putar.
c. Tulisan dengan retorika berbunga-bunga.
d. Tulisan dengan retorika tidak jelas.
Dalam
karya ilmiah retorika yang dianggap memiliki bobot ilmiah ialah tulisan
dengan retorika linier. Wacana yang banyak digunakan dalam karya ilmiah
karena memiliki pola retorika yang memenuhi unsur-unsur karya ilmiah
ialah eksposisi dan argumentasi.
Dalam
bentuk tulisan, retorika ini mengacu pada jenis wacana. Setiap jenis
wacana mempengaruhi secara jelas bentuk retorika, pilihan kata, diksi,
dan tata bahasa yang digunakan penulis. Dalam aspek ini dikenal empat
jenis wacana yaitu: (1) narasi, (2) deskripsi, (3) eksposisi, dan (4)
argumentasi.
Pada wacana
narasi, penulis bebas menggunakan gaya bahasa yang bersifat subjektif
dan berbunga-bunga. Cara menyajikan alasan dalam teks umumnya bersifat
kronologis. Dengan demikian gaya bahasa, diksi, kosa-kata, dan pola
tulisan sangat tergantung pada isi pikiran dan imajinasi penulis.
Pada
wacana deskripsi, penulis harus mampu memfungsikan panca indera secara
cermat, menyajikan urutan persoalan berdasarkan sudut pandang yang
dianggap paling berperanan, dan memilih kosa-kata yang bisa mempengaruhi
panca indera. Gaya bahasa yang dipilih harulah objektif dan lugas.
Pada
wacana eksposisi, tujuan penulis adalah menjelaskan, mengklarifikasi,
dan memberi penegasan terhadap suatu hal. Karena itu, tulisan dalam
bentuk eksposisi memerlukan banyak dukungan data yang disajikan dalam
bentuk kutipan, statistic, perbandingan, contoh, atau sintesis. Karena
itu pula, gaya penulisan dalam wacana eksposisi harus objektif, langsung
pada pokok persoalan, dan ringkas (succinct).
Pada
wacana argumentasi, bertujuan untuk menyakinkan pembaca agar mengikuti
pola piker penulis sehingga pembaca akan bertambah pandangannya atau
mengikuti pandangan penulis. Untuk membuat tulisan argumentasi yang
baik, penulis harus memulai dengan thesis atau claim yang sifatnya
kontroversi. Wacana argumentasi ini merupakan wacana yang juga banyak
digunakan dalam karya ilmiah dan dianggap memiliki bobot yang lebih
kuat.
3. Masalah Linguistik
Masalah linguistik maksudnya masalah penguasaan bahasa. Dalam aspek ini ada empat hal yang dijadikan acuan, yaitu:
a. Sintaksis.
b. Gramatika.
c. Diksi dan Kosa-Kata (pilihan kata).
d. Mekanik.
Wacana
yang ditulis dengan baik, umumnya memenuhi syarat retorika yang baik
dan syarat linguistic dengan hamper sempurna. Jika ide disampaikan
dengan baik dan runtut, kalimat-kalimat yang mendukung dan pilihan kata
yang tepat, digunakan untuk mendukung gagasan. Sebaliknya, wacana yang
kurang berbobot, umumnya retorikanya kacau, tidak linier, tidak ada
jelas, tatabahasa kacau, kosa-kata tidak tepat sasaran, dan mekanik
tulisannya rusak.
Aspek
sintaksis adalah kemampuan penulis dalam menyajikan ide dalam bentuk
kalimat sederhana, kalimat majemuk, kalimat kompleks, dan kalimat
majemuk-kompleks. Tulisan yang menggunakan kalimat majemuk dan kalimat
kompleks secara proporsional dinilai sebagai tulisan yangmatang dan
berbobot.
Setelah aspek
sintaksis, penulis juga harus menunjukkanpenguasaan gramatika secara
baik, benar, dan standar. Kekeliruan menggunakan gramatika ini sangat
mengganggu dan menghilangkan ide. Umumnya kekeliruan jenis ini ditandai
dengan: kalimat tidak memiliki subjek, kalimat tidak memiliki predikat,
atau kalimat yang belum selesai.
Dari
aspek pilihan kata, kekeliruan terjadi misalnya dalam penggunaan kata
asing. Umumnya pilihan kata ini salah ditempatkan dalam posisi subjek,
predikat, atau keterangan.
Aspek mekanik maksudnya penggunaan tanda baca (punctuation) yang meliputi:
a. Menggunakan titik koma, seperti: Titik (.), Koma (,), Tanda Tanya (?), Titik Dua (:), Titik Koma (;).
b. Penggunaan huruf capital.
c. Penggunaan kata pada awal paragraf.
d. Penggunaan symbol matematika, seperti persentase, penomoran, dsb.
C. Tahapan Menulis Karya Ilmiah
Bagian
ini dibatasi pada tahapan penguasaan jenis tulisan, yaitu penguasaan
paragraf dan penguasaan komposisi atau esai. Hanya bagian yang
pokok-pokok saja yang diuraikan sebagai bahan kajian dalam bagian ini.
1. Paragraf
Paragraf
maksudnya unit tulisan yang paling pendek, bisa berbentuk satu kalimat,
bisa terdiri dari beberapa kalimat. Paragraf yang lengkap memiliki tiga
unsur yaitu: kalimat pembuka, kalimat pengembang, dan kalimat
penyimpul.
Paragraf yang baik haruslah memenuhi unsur:
a. Kalimat topic dan dalam kalimat topic dijelaskan secara tegas ide pembatasnya.
b. Memiliki kalimat pengembang.
c. Memiliki kalimat penyimpul.
d. Memiliki koherensi.
e. Memiliki keutuhan (unity).
Syarat
terakhir paragraf yang baik adalah memiliki unity. Unity maksudnya satu
paragraf hanya membahas satu pokok pikiran. Pokok pikiran dalam suatu
paragraf bisa dilihat dari kalimat tofik dan ide pembatasnya. Paragraf
yang baik tidak membuat informasi tambahan setelah kalimat penyimpul.
Paragraf yang tidak mempunyai unity ditandai dengan munculnya uraian
dalam kalimat pengembang lebih dari yang ditulis dalam ide pembatas.
2. Komposisi atau Esai
Komposisi
adalah tulisan yang terdiri dari 3-5 paragraf. Karena sifatnya uraian
bebas, komposisi biasa disebut dengan istilah esai. Tulisan ini secara
ilmiah digunakan untuk menguji kompetensi misalnya TOEFL, seleksi masuk
Program Doktor atau tes ke luar negeri. Komposisi sangat bermanfaat
untuk memberikan informasi akurat mengenai autentisitas seseorang dalam
sebuah tes. Dalam bentuk lain, komposisi ini berupa tulisan opini untuk
surat kabar, kolom majalah, teks pidato, ulasan buku, atau komentar.
Panjang tulisan antara 1-3 halaman quarto diketik dalam spasi tunggal.
Jenis wacana dalam tulisan ini umumnya eksposisi dan argumentasi.
3. Pengembangan Komposisi
Sama
dengan struktur paragraph, struktur komposisi terdiri dari: pembuka,
isi, dan penutup. Komposisi atau esai memiliki tiga unsur utama yang
harus dipenuhi:
a. paragraf pembuka.
b. paragraf pengembang.
c. paragraf penutup.
Paragraf
pembuka bertujuan untuk menjelaskan topic dan batasan apa yang hendak
diuraikan penulis dalam keseluruhan esai. Paragraf pembuka berisi thesis
statement atau claim yang akan diuraikan dalam paragraf pengembang.
Thesis Statement atau Claim ialah pernyataan pokok dari penulis tentang
suatu topic yang akan diuraikan kedalam esai. Thesis Statement inilah
yang akan dibuktikan, diuraikan, dijelaskan, dipertahankan atau
diklarifikasi oleh penulis. Agar pembuktian dan uraian mengenai Thesis
tadi layak, penulis harus mendukung dengan data, fakta, dan logika yang
bagus dan standar menurut karya ilmiah. Seberapa jumlah Thesis Statement
yang akan diuraikan, mempengaruhi seberapa banyak jumlah paragraf
pengembang yang harus dibuat penulis.
Paragraf
pengembang bertujuan untuk menjelaskan dan menguraikan thesis yang
dijelaskan dalam paragraf pembuka. Semakin banyak paragraf pengembang,
semakin jelas dan tuntas pembahasan dalam esai. Untuk membuat paragraf
pengembang, diperlukan teknik paragraf pengembangan paragraf. Beberapa
teknik yang sering digunakan untuk membuat paragraf pengembang ialah:
kutipan, statistic. Contoh: perbandingan, pengalaman, kontras. Karya
ilmiah yang baik, mencantumkan kutipan dari sumber rujukan secara
proporsional. Semakin banyak kutipan, karya ilmiah dinilai semakin
berbobot.
Paragraf penutup
berisi simpulan dari uraian yang ditulis dalam paragraf pengembang.
Namun paragraf penutup harus tetap mengacu pada thesis statement yang
dijelaskan dalam paragraf pembuka. Sama dengan penulsan kalimat
penyimpul dalam paragraf, paragraf penutup bisa ditulis dengan teknik:
Summary, Parapbrase, dan Restatement.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa menulis karya ilmiah
mempunyai tahapan penulisan yaitu penguasaan paragraf dan penguasaan
komposisi atau esai.
Keutuhan
satu paragraf dapat dicapai jika didalam paragraf itu hanya membahas
satu ide pokok saja. Ide pokok yang akan dibahas itu dinyatakan dalam
kalimat topic, dan kemudian kalimat-kalimat pendukungnya merupakan
penjelasan, ilustrasi, atau contoh-contoh yang lebih rinci dari ide
pokok yang dinyatakan dalam kalimat tadi.
B. Saran
Di
dalam pembuatan makalah yang sangat sederhana ini, yang mungkin
mempunyai banyak kesalahan, baik dari penulisan maupun ucapan
penyampaian mohon dimaafkan dengan segala kerendahan hati.
Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca/pendengar yang bersifat membangun. Atas partisipasinya pemakalah
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Arnaundent,
M. and Barret M.M 1981. Paragraf Development: A Guide For Students Of
English As a Second Language. Rowly, Massachusetts, Prentice Hall Inc.
Bolinger, D. and Sears, D.A. 1982. Aspects of Language. New York: Harcourt Brace Jovanovich Inc.
Brereton, J.C. 1982. A Plan For Writing. New York: CBS College Publishing.
Connor, U. 1996. Contrastive Rbetoric: Cross-Cultural Aspects of Second Language Writing. Cambridge: Cambridge University Press.
Flower, LS and J.R Hayes. 1981. A Cognitive Process Theory of Writing. College Composition and Communication, 32 (4):365-387.
Guntur Waseso, M. dan Ali Saukah (Ed.). 2003. Penerbitan Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang press.
Huda, N. 1999. Language Learning and Teaching: Issues and Trends. Malang: IKIP MALANG Publishers.
Ibnu, Suhadi. 2003. Anatomi Artikel Hasil Pemikiran dan Artikel Hasil Penelitian. Makalah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Langan, J. 1986. College Writing Skills with Reading. London: McGraw-Hill Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar